Menurut Sensus Penduduk tahun 2020, sebanyak 27,94% warga Indonesia merupakan Gen Z. Dengan persentase sebanyak itu, Gen Z menjadi kelompok usia yang paling banyak di Indonesia. Lalu, siapakah Gen Z tersebut? Dikutip dari The Oxford Dictionaries, Gen Z adalah sekelompok orang yang lahir di antara akhir tahun 1990-an dan awal 2010-an. Hal ini menjadikan usia Gen Z saat ini di tahun 2024 berkisar antara 14-34 tahun. Selain itu, Gen Z juga merupakan kelompok usia yang sudah familiar dengan hadirnya internet. Akibatnya, ada banyak kebiasaan-kebiasaan yang berubah di masa Gen Z ini.
Gen Z juga dikenal sebagai kelompok usia yang paling sadar akan kesehatan mental. Gaya hidup work-life balance adalah salah satu istilah yang muncul di masa-masa hadirnya Gen Z. Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan Gen Z. Perilaku Gen Z yang demikian tersebut menjadikan mereka lebih menghargai dan menikmati hidup. Namun, karena perilaku tersebut, permasalahan yang sering terjadi pada Gen Z terutama di lingkungan kerja adalah mereka dianggap tidak bisa mengatasi tekanan yang diberikan oleh tempat mereka bekerja. Kebiasaan-kebiasaan seperti healing dan self-reward merupakan salah satu perilaku yang sering dilakukan oleh Gen Z ketika mereka sedang suntuk dengan pekerjaan dan ingin menghargai kerja keras mereka. Lalu, apakah yang membuat Gen Z menjadi generasi yang suka self-reward?
Coping Mechanism Mengatasi Stress & Tekanan
Gen Z dikenal sebagai generasi yang sering mendapatkan tekanan dan merasa stres. Hal tersebut biasanya datang dari berbagai aspek, bisa dari pekerjaan, keluarga, maupun hubungan sosial dengan sesama manusia. Untuk mengatasi tekanan dan stres tersebut, mereka memberikan semacam reward untuk diri mereka sendiri sehingga reward tersebut menjadi dorongan positif dan penyemangat. Dengan begitu, mereka bisa membuat langkah awal lagi yang baru dan merasa lebih fresh dan bersemangat menjalani kesibukannya.
Kultur Baru
Gen Z lahir di dunia yang sudah memiliki internet dan berbagai kemajuan teknologi. Cara parenting dari orang tua mereka juga kebanyakan lebih modern. Salah satu cara yang sering digunakan oleh para orang tua untuk memotivasi anaknya adalah dengan memberikan penghargaan atas setiap capaian mereka, baik berupa pujian maupun barang. Hal inilah yang menjadikan kebanyakan Gen Z memiliki mentalitas suka memanjakan diri dengan memberikan penghargaan pada diri sendiri ketika mereka mencapai sesuatu atau mengatasi suatu tantangan.
Pengaruh Pop Culture
Pop culture atau budaya populer di masa sekarang banyak yang menekankan pada topik self-love dan tidak jarang pula, self-indulgence. Gen Z sebagai generasi yang sangat mengikuti tren dan dikenal dengan “ke-fomo-an” nya (Fear of Missing Out) membuat pesan-pesan tersebut dengan mudah dapat diterima oleh Gen Z. Terlebih lagi jika pesan-pesan tersebut berkaitan dengan diri mereka sendiri. Pesan-pesan yang berkaitan dengan self-reward tersebut dimaknai sebagai hal yang lumrah dan merupakan bagian hidup yang dianggap memuaskan.
Hadirnya Media Sosial
Selain menjadi tempat berinteraksi dan memperluas jaringan, media sosial juga menjadi sebuah alat untuk lebih menekankan pesan-pesan tentang self-love dan self-care. Contohnya, para influencer di Instagram. Mereka kerap kali membagikan keseharian mereka, kebiasaan merawat diri, produk-produk yang digunakan, liburan, dan masih banyak lainnya melalui foto atau video yang diunggah. Hal tersebut membuat Gen Z menjadi terdorong untuk lebih merawat diri melakukan self-reward sebagai bentuk untuk memvalidasi dirinya sendiri.
Kemudahan Akses
Hadirnya perkembangan teknologi dan informasi akan mendorong kemudahan akses pada berbagai produk dan layanan. Adanya aplikasi-aplikasi digital berbasis mobile seperti e-commerce membuat perilaku self-reward Gen Z yang suka belanja menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan secara online. Selain itu, adanya promo-promo menarik yang diberikan oleh penjual maupun aplikasi juga meningkatkan peluang Gen Z untuk melakukan self-reward.
Impulsivitas Tinggi
Hidup di era konsumen yang kuat menjadikan Gen Z memiliki impulsivitas yang tinggi. Sikap impulsif tersebut juga didorong oleh berbagai paparan promosi dan iklan besar-besaran produk sehingga membuat mereka tergiur dengan berbagai benefit dan keuntungan yang bisa didapatkan. Meskipun impulsivitas merupakan sikap yang buruk jika terjadi secara terus-menerus, Gen Z malah menganggapnya sebagai bentuk self-reward untuk menghargai capaian yang didapat atau tantangan yang akan mereka hadapi.
Kemandirian Tinggi
Meskipun dikenal memiliki sikap impulsivitas yang tinggi, perilaku tersebut dilatarbelakangi oleh sikap kemandirian yang dimiliki oleh Gen Z. Sikap mereka yang tidak bergantung dengan orang lain dan mendahulukan kesejahteraan diri sendiri membuat mereka tidak mengharapkan penghargaan dan pengakuan dari orang lain. Hal tersebut menjadikan Gen Z lebih memilih untuk melakukan self-reward sendiri.
Itu dia 7 alasan mengapa Gen Z sering melakukan self-reward. Sebagai perusahaan yang ingin mengayomi dan menyejahterakan karyawannya terutama kaum Gen Z, kamu perlu tahu beberapa langkah-langkah untuk men-support mereka. FitAcademy memiliki beragam konten yang membantu perusahaan kamu untuk memahami karyawan dan memberikan konsultasi terbaik sehingga produktivitas karyawanmu menjadi lebih meningkat. Tunggu apa lagi, yuk download FitAcademy di PlayStore sekarang!