Semakin berkembangnya teknologi informasi telah menghadirkan berbagai solusi yang dapat memudahkan manusia, salah satunya dalam bidang edukasi. Mungkin kita sudah biasa dengan metode belajar yang mengandalkan buku teks, kelas, dan kursus luring yang berpotensi menimbulkan rasa bosan. Oleh sebab itu, dengan melihat potensi yang dapat dikembangkan melalui teknologi, berkembanglah berbagai metode belajar yang dinilai efektif seperti microlearning. Meskipun metode microlearning bukan cara yang benar benar baru, pemanfaatan media digital dalam metode microlearning membuatnya semakin digandrungi banyak orang.
Metode microlearning merupakan jenis pembelajaran singkat dimana materi atau informasi yang disajikan dapat dipahami dalam waktu 1 hingga 5 menit saja. Belajar cepat, fleksibel, efektif, dan terfokus pada suatu pembahasan merupakan inti dari metode microlearning.
Tanpa disadari, konten berbasis metode microlearning sebenarnya sudah banyak kita temukan dalam aktivitas sehari-hari terutama saat menjelajah internet. Persis seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa metode microlearning menggunakan media digital sebagai sarana media penyebaran konten. Berikut beberapa jenis microlearning atau pembelajaran mikro yang sudah sering kalian jumpai.
1. Video
Video sebagai jenis microlearning yang efektif. Sumber: pexels.com
Karena metode microlearning memanfaatkan teknologi digital, video menjadi pilihan utama sebagai media pembuatan konten pembelajaran singkat. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih berminat untuk menonton video daripada membaca. Menurut Survei Pemasaran Video Wyzowl, 68% orang lebih ingin mempelajari sebuah produk atau suatu layanan dengan menonton video pendek. Sementara dalam hal pembelajaran, Wyzowl mengungkapkan video lebih diminati daripada artikel, infografis, presentasi, ebook, atau panduan.
Video juga memiliki banyak aspek yang membuatnya lebih unggul dari jenis microlearning lainnya, yaitu Engaging (menarik), Emotional (penuh emosi), Educational (mengedukasi), dan Empathetic (empatik). Selain itu, video dapat dimainkan di berbagai perangkat dengan mudah sehingga lebih menghemat waktu.
2. Blog
Blog sebagai jenis microlearning yang interaktif. Sumber: Pixabay.com
Dalam konteks microlearning, blog lebih dari sekadar bahan bacaan. Blog merupakan media interaktif sebagai fasilitas belajar yang mudah diakses, tulisannya pendek, ringkas, dan menarik sehingga menjadi keunggulan blog. Selain sebagai pendekatan pembelajaran singkat dan modern, sifatnya yang tersebar secara global dapat membuka diskusi bagi siapa saja yang mengaksesnya. Selain itu, blog memuat rangkuman yang berfokus pada suatu topik dengan bahasa yang dapat divariasikan oleh penulis atau trainers sesuai bentuk dan tujuan bisnis.
3. Podcast
Podcast menjadi jenis microlearning yang praktis. Sumber: spotify.com/amandajimerson
Podcast merupakan rekaman audio yang dapat didengarkan melalui media internet. Berbeda dengan radio, podcast perlu melewati tahap editing terlebih dahulu untuk kemudian dapat disajikan kepada masyarakat. Dalam metode microlearning, biasanya podcast berdurasi mulai dari 2 hingga 7 menit saja. Topik yang diangkat juga tidak terlalu rumit, seperti mengenai pengembangan diri, tips and trick, dan pelatihan kerja. Bentuknya yang berupa audio membuatnya mudah untuk diakses dimana saja seperti kendaraan umum, saat berolahraga, atau saat mengerjakan pekerjaan rumah.
4. Job Aids
Diagram sebagai salah satu jenis job aids yang sering digunakan. Sumber: pixabay.com
Job Aids berfungsi untuk membantu karyawan menyelesaikan pekerjaannya dengan cara yang efektif. Job Aids memiliki banyak bentuk seperti diagram, checklist, flowcharts, dan decision table. Job aids dapat meningkatkan proses microlearning melalui hal-hal berikut:
- Job aids dapat disesuaikan dengan segmen-segmen dari kursus pembelajaran yang lebih panjang
- Dapat digunakan untuk memberi konteks video yang ditonton
- Akan sangat membantu, terutama pada saat ada pembaharuan yang bersifat cepat
- Membantu karyawan naik ke level yang lebih tinggi, dari mengerjakan sesuatu untuk pertama kalinya (doing something for the first time), menjadi mengingat dan mengimplementasikannya pada pekerjaan (remembering and implementing).
5. Media Sosial
Media sosial sebagai jenis microlearning yang sering ditemui. Sumber: pixabay.com
Media sosial dan microlearning merupakan dua hal yang dapat dikatakan ‘sepasang’. Sebab masyarakat mencari suatu hal sama dari keduanya, yaitu informasi yang sudah tersedia dan membutuhkan waktu singkat untuk mengaksesnya. Media sosial seperti Twitter, Instagram, atau LinkedIn merupakan tempat yang tepat sebagai strategi belajar melalui konten berbasis microlearning. Menurut laporan dari Data Reportal, pengguna internet di Indonesia per Januari tahun 2023 mencapai angka 212,9 juta jiwa, sekitar 77% dari total populasi. Sementara itu, sebanyak 167 juta jiwa merupakan pengguna media sosial. Belajar melalui media sosial akan terasa lebih asik dengan pengalaman yang ditawarkan, kita dapat melakukan scrolling seperti pada saat bermain TikTok dan Instagram. Pengalaman tersebut menjadi salah satu fitur andalan yang digunakan berbagai platform pembelajaran microlearning. Salah satunya adalah FitAcademy yang menawarkan pengalaman belajar dengan model scrolling seperti TikTok, reels Instagram, dan YouTube Shorts.
6. Infografik
Infografik sebagai jenis microlearning yang efektif. Sumber: pexels.com
Infografik merupakan media berisi informasi yang dituangkan dalam bentuk gambar, sedikit teks, serta disajikan dalam bentuk dua dimensi. Infografik terdiri dari beberapa jenis yaitu:
- Statistical infographic, infografik yang berisi kumpulan angka
- List infographic, infografik berupa daftar (list)
- Timeline infographic, biasanya berisi runtutan kejadian atau hal lain yang bersifat urut
- Geographic infographic, biasanya untuk menunjukkan kumpulan wilayah atau fenomena yang sedang terjadi di wilayah tersebut
- Comparison infographic, infografis yang berfungsi untuk membandingkan dua konsep
- Flowchart infographic, biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu solusi atau bisa berbentuk panduan singkat.
7. Interactive Website Berbasis Parallax
Every Last Drop memanfaatkan interactive website berbasis parallax. Sumber: http://everylastdrop.co.uk/
Parallax merupakan fitur website dengan desain yang dapat melakukan transisi saat pengguna sedang scrolling sehingga menciptakan kesan lebih hidup. Parallax effect digunakan pada web untuk membuatnya seperti dua dimensi, sehingga gambar dapat bergerak secara otomatis saat sedang scrolling ke bawah maupun ke atas. Parallax banyak digunakan dalam pembuatan desain UX yang menarik agar pengguna betah berlama-lama di website.
Karena fiturnya yang interaktif, parallax banyak digunakan oleh platform pembelajaran daring berbasis microlearning. Melalui fitur dan desain yang menarik, memberikan pengalaman seru bagi pengguna untuk belajar. Bukan hanya berlaku di website, parallax digunakan untuk website yang mobile friendly alias dapat digunakan dengan mudah melalui telepon genggam. Contoh platform yang menggunakan parallax effect adalah Every Last Drop, sebuah platform edukasi dari UK.
8. Simulasi
fitacademy.id menyajikan simulasi berbentuk card berbasis microlearning. Sumber: fitacademy.id
Simulasi merupakan jenis microlearning yang efektif karena memberikan studi kasus atau contoh riil mengenai sebuah keadaan yang sekaligus dapat mengedukasi masyarakat. Biasanya simulasi ditampilkan dalam bentuk micro melalui card atau video pendek. Salah satu platform yang memberikan edukasi melalui simulasi berbasis metode microlearning adalah fitacademy.id dan Talent Cards.
9. Gamifikasi
Gamifikasi menciptakan suasana seru saat belajar. Sumber: kahoot.com
Gamifikasi merupakan metode yang menggunakan mekanisme games guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Elemen gamifikasi yang biasa diterapkan dalam dunia pendidikan adalah konteks belajar (contoh kasus riil), jalan cerita terstruktur yang mengandung informasi di dalamnya, dadu sebagai contoh pengambilan peluang, avatar untuk merepresentasikan diri, kuis untuk mendorong keingintahuan, serta challenge guna membangkitkan tantangan dalam diri. Penerapan gamifikasi dinilai efektif agar memberikan pengalaman belajar yang tidak membosankan.
10. Chatbots
Google Assistant memudahkan pengguna mendapat informasi dengan cepat. Sumber. pinterest.com
Pernah mendengar tentang simsimi, siri di Iphone, Bixby di Samsung, dan Google Assistant? semua AI tersebut termasuk dalam jenis microlearning. Kita akan mendapatkan informasi secara mudah hanya dengan memasukkan kata kunci atau kalimat tanya tentang suatu hal yang ingin kita ketahui. Selain empat chatbots diatas, yang lebih sering kita gunakan adalah Google Assistant. Melalui fitur suara, kita dapat mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi dengan cepat.
11. Teks Berbasis Microlearning
eBook fitacademy.id disajikan secara sederhana, praktis dan menarik. Sumber: fitacademy.id
Walaupun eBook tidak terlalu interaktif dan menarik, mereka masih sangat diminati. EBook, terutama dengan format PDF menawarkan kemudahan dan fleksibilitas dalam hal akses serta memuat informasi berkualitas yang telah ditelaah dengan baik. Ebook seringkali dijadikan sumber referensi terpercaya karena memiliki materi yang lengkap. Dengan menggunakan microlearning, eBook yang sebelumnya memiliki ratusan halaman dapat disulap menjadi beberapa halaman saja. Selain itu, teks yang padat dapat diubah kedalam bentuk infografis, gambar atau animasi sederhana.
Itu dia 11 jenis microlearning yang sudah banyak diimplementasikan oleh banyak konten kreator dan perusahaan yang bergerak pada bidang pelatihan dan edukasi, sebagai contohnya fitacademy.id.
fitacademy.id merupakan platform pelatihan dan pembelajaran yang memiliki produk serta layanan berbasis microlearning. Apabila kamu ingin belajar dengan konsep yang praktis, efisien, dan pastinya fleksibel, sudah saatnya kamu bergabung dengan fitacademy.id sekarang juga.
Nah, dari berbagai jenis microlearning yang sudah dijelaskan, kamu lebih tertarik dengan jenis yang mana nih?