9 Manfaat On-the-Job Training yang Perlu Pemimpin Perusahaan Ketahui — Pernahkah kamu mendengar istilah on-the-job training sebelumnya? Kira-kira, apa yang dimaksud dengan on-the-job training? Mengutip dari laman personio.com, on-the-job training adalah sebuah pelatihan karyawan berbasis praktik dengan tujuan untuk mendapatkan kompetensi dan keahlian baru yang dibutuhkan dalam sebuah pekerjaan.
Dalam pelaksanaanya, pelatihan akan diawasi dan dibimbing langsung oleh supervisor atau mentor. Umumnya, perusahaan mengimplementasikan on-the-job training ketika mereka baru saja merekrut dan menerima karyawan baru dengan tujuan para karyawan tersebut bisa mempelajari keahlian yang bisa diterapkan sesuai dengan posisi mereka bekerja. Sehingga, dalam mengerjakan tugas sehari-hari tidak menemui kendala dan berjalan lancar.
Sebenarnya, pelaksanaan on-the-job training diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8 Tahun 2014 dan kemudian disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. Salah satu poin yang disebutkan dalam peraturan tersebut adalah on-the-job training bisa diberikan kepada karyawan-karyawan yang sudah berhasil menyelesaikan off-the-job training. Selain itu, terdapat beberapa indikator yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan on-the-job training.
Tentunya, perusahaan memberikan on-the-job training kepada karyawan karena mereka memiliki beberapa alasan dan tujuan yang ingin dicapai. Entah apakah itu untuk kemajuan perusahaan, kelancaran operasional perusahaan atau peningkatan sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Akan tetapi, pada dasarnya ada tiga aspek utama yang menjadi tujuan dari pelaksanaan on-the-job training atau pelatihan karyawan. Ketiga aspek tersebut antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan (Knowledge)
Meningkatkan pengetahuan karyawan | Foto oleh Pavel Danilyuk dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-orang-orang-kantor-bekerja-7674616/
Pelaksanaan on-the-job training bertujuan untuk memberikan informasi dan pengalaman yang cukup agar pengetahuan karyawan bertambah dan meningkat. Karyawan menjadi lebih mengetahui tugas, peran dan tanggung jawab yang harus mereka kerjakan di tempat kerja. Dengan demikian, karyawan bisa menunjukkan performa terbaik mereka semaksimal mungkin ketika bekerja.
2. Membentuk sikap atau perilaku (Attitude)
Terbentuknya sikap atau perilaku karyawan yang baik | Foto oleh Christina Morillo dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/sekelompok-wanita-berkumpul-di-dalam-ruang-konferensi-1181611/
Mengandalkan pengetahuan saja ternyata tidak cukup, melalui on-the-job training diharapkan metode ini bisa membentuk sikap atau perilaku karyawan. Sikap dan perilaku yang dimaksud di sini adalah motivasi atau semangat bekerja dan berinovasi. Dengan menumbuhkan sikap atau budaya ini di tempat kerja, maka karyawan bisa memberikan ide-ide cemerlang mereka kepada perusahaan dan karyawan juga menjadi semakin produktif.
3. Mengasah keterampilan (Skill)
On-the-job training mampu mengasah keterampilan karyawan | Foto oleh Mikael Blomkvist dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-laptop-kantor-bisnis-6476263/
Selain dua aspek sebelumnya, aspek ketiga ini juga cukup penting dan harus sebisa mungkin terpenuhi dari pelaksanaan on-the-job training. Terkadang, karyawan baru masuk tidak hanya berbekal tangan kosong, tetapi mereka sudah memiliki keahlian dasar yang berhubungan dengan posisi mereka bekerja. Nah, dengan perusahaan memberikan on-the-job training, maka diharapkan karyawan bisa meningkatkan dan mengasah keterampilan yang dimiliki agar bisa mendukung dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Kemudian, ketika perusahaan hendak melaksanakan on-the-job training, sebaiknya perusahaan mengetahui bentuk-bentuk atau format pelaksanaan on-the-job training. Pasalnya, bentuk on-the-job training ini sangat beragam dan penerapannya juga bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi, sebagai pemimpin perusahaan kamu jangan sampai bingung untuk menentukannya karena berikut ini ada rekomendasi enam bentuk on-the-job training yang umum dipakai:
1. Pelatihan/Pembinaan (Coaching)
Pembinaan karyawan baru oleh karyawan lama | Foto oleh RDNE Stock project dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/kantor-perempuan-pertemuan-berdiskusi-7648224/
Coaching adalah metode pelatihan one-to-one yang dimana terdapat karyawan yang sudah berpengelaman memberikan pembinaan kepada karyawan yang sedang berada dalam masa training atau latihan melalui instruksi-instruksi yang disesuaikan dengan yang ada di tempat kerja. Melalui pelatihan ini, karyawan diharapkan bisa mendapatkan jawaban yang mereka cari selama ini dari instruksi maupun demonstrasi yang diberikan oleh senior.
2. Pendampingan (Mentoring)
Proses mentoring karyawan baru | Foto oleh Edmond Dantès dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-kantor-laki-laki-perempuan-4344116/
Metode yang kedua ini mungkin terdengar hampir sama dengan metode yang pertama, akan tetapi ada sedikit perbedaan di antara keduanya. Mentoring umumnya digunakan untuk memberikan pendampingan bagi karyawan yang berada di level manajerial. Biasanya manajer atau senior bertindak sebagai mentor untuk membimbing bawahannya dalam mengerjakan tugas sehari-hari, dan juga membantu saat karyawan menghadapi kesulitan.
3. Rotasi pekerjaan
Rotasi pekerjaan untuk melatih karyawan baru | Foto oleh Yan Krukau dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-wanita-kantor-bekerja-7794042/
Cara ini bisa digunakan untuk memberikan pengalaman yang seru kepada karyawan karena mereka akan mengetahui dan memahami ruang lingkup kerja yang berbeda-beda. Karyawan akan mendapatkan rotasi pekerjaan di setiap harinya dan tentunya mereka akan mendapatkan tugas yang baru dan bahkan belum pernah dikerjakan sebelumnya. Oleh karena itu, cara ini sangat bagus untuk meghindari kebosananan karena pekerjaan yang monoton, bahkan karyawan juga bisa memperluas koneksi mereka.
4. Pelatihan melalui instruksi
Gambaran pelatihan melalui instruksi | Foto oleh Antoni Shkraba dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-laptop-kantor-pertemuan-5862284/
Kebanyakan karyawan mungkin akan merasa bosan dan jenuh ketika mendapatkan pelatihan yang hanya berfokus pada penyampaian materi melalui presentasi. Alangkah baiknya cara ini sebisa mungkin dihindari, dan menggantinya dengan memberikan pelatihan melalui instruksi. Pelatihan ini dirancang untuk membimbing karyawan dalam bentuk langkah-langkah. Nah, metode seperti ini juga dipakai oleh fitacademy.id dimana proses belajar dibuat menjadi step-by-step sehingga penyampaian materi menjadi lebih terfokus.
5. Asistensi (Understudy)
Proses asistensi bagi karyawan baru | Foto oleh Kampus Production dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-kantor-bekerja-pertemuan-8190829/
Asistensi atau understudy adalah sebuah program pelatihan karyawan yang ditujukan untuk asisten manajer atau pemimpin sebuah perusahaan. Tujuan dengan adanya pelatihan ini adalah agar para asisten bisa menggantikan posisi manajer atau pemimpin tersebut untuk sementara waktu karena urusan penting atau mendesak. Bahkan, asistensi ini juga bisa diberikan ketika manajer atau pimpinan tersebut memperoleh promosi dan akan memasuki masa pensiun.
6. Magang (Apprenticeship)
Suasana magang di sebuah perusahaan | Foto oleh Christina Morillo dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/karyawan-mengadakan-rapat-dewan-1181355/
Metode on-the-job training yang juga bisa diterapkan adalah magang. Magang bisa dikatakan sebagai bentuk simulasi secara langsung di tempat kerja sebelum nantinya karyawan tersebut benar-benar bekerja. Umumnya, magang ini diterapkan oleh orang-orang yang bekerja di sektor perdangan, kerajinan, dan teknis yang memang memerlukan keahlian-keahlian yang sifatnya praktis. Durasi untuk magang juga sangat bervariatif mulai dari satu bulan hingga yang paling lama tiga bulan.
Nah, setelah mengetahu contoh-contoh atau bentuk-bentuk dari on-the-job training, tentunya kamu akan bertanya-tanya mengenai manfaat dengan diadakannya on-the-job training bagi karyawan. Pelaksanaan on-the-job training bisa dikatakan mampu memberikan manfaat yang baik untuk perusahaan dan karyawan itu sendiri. Berikut adalah sembilan manfaat dari on-the-job training:
1. Pelatihan lebih cepat melalui praktik langsung
Pelatihan berlangsung cepat dimana karyawan bisa praktik secara langsung | Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/rekan-bekerja-bersama-7682467/
Melalui pelatihan dengan praktik dan terlibat secara langsung, hal ini membuat karyawan menjadi lebih cepat dalam belajar mengenal tugas-tugas yang akan mereka kerjakan di tempat kerja. Bahkan, mereka bisa bertanya langsung kepada intsruktor atau pembimbing terkait hal-hal yang mereka belum pahami. Alhasil, pertanyaan dari karyawan tersebut bisa dijawab langsung oleh pembimbing dan karyawan bisa langsung paham dan tidak kebingungan.
2. Lebih cepat beradaptasi dengan pekerjaan
Adaptasi terhadap pekerjaan berlangsung lebih cepat | Foto oleh cottonbro studio dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/ruang-kerja-kolaborasi-tempat-kerja-brainstorming-8453941/
On-the-job training bisa membantu proses pengenalan atau orientasi budaya dan lingkungan perusahaan dengan lebih cepat sehingga karyawan bisa lebih mudah dan efektif dalam beradaptasi. Bahkan, karyawan juga bisa menunjukkan performanya secara maksimal saat hari pertama bekerja karena sudah mengetahui dan memahami proses yang berjalan di perusahaan dengan baik.
3. Cara yang mudah untuk dilaksanakan
On-the-job training mudah untuk dilakukan | Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-bekerja-tersenyum-ruang-kerja-5686102/
Tahukah kamu bahwasannya on-the-job training adalah salah satu program pelatihan yang paling mudah dan sederhana untuk dilaksanakan. Hal ini terjadi karena karyawan sudah memiliki fondasi atau dasar yang kuat sebelum mereka bekerja, sehingga perusahaan tidak perlu mempersiapkan atau membuat presentasi yang rumit untuk menjelaskan mulai dari awal. Jadi, perusahaan hanya perlu karyawan yang sudah kompeten untuk melatih karyawan tersebut.
4. Menghemat waktu dan biaya
On-the-job training membantu menghemat anggaran dan waktu | Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-laptop-kantor-bekerja-3931551/
Seringkali, biaya training karyawan cukup besar, tetapi on-the-job training bisa membantu dalam mengehemat biaya dan waktu. Salah satunya dengan memberikan pelatihan berbasis microlearning melalui platform fitacademy.id. Jadi, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa tempat pelatihan, intsruktor atau pelatih, hingga fotokopi materi. Bahkan, materi pelatihan di fitacademy.id dikemas dalam bentuk yang lebih singkat dan terfokus sehingga bisa menghemat waktu.
5. Meningkatkan produktivitas karyawan
Karyawan menjadi lebih produktif | Foto oleh fauxels dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-fokus-dangkal-orang-yang-sedang-berdiskusi-3182826/
Ketika karyawan memperoleh informasi lebih banyak dan pengalaman langsung terkait operasional perusahaan melalui on-the-job training, maka karyawan tersebut bisa menjadi lebih produktif ketika mereka melakukan transisi ke tempat kerja yang sebenarnya. Bahkan, karyawan juga tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaannya karena sudah memiliki bekal selama mengikuti pelatihan.
6. Mempertahankan karyawan yang berkualitas
Karyawan yang berkualitas bisa bertahan | Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/kantor-perempuan-bisnis-pembicaraan-8547192/
Mempertahankan karyawan yang berkualitas agar tidak mengundurkan diri dari perusahaan sangatlah krusial bagi industri apapun. Oleh karena itu, agar mereka mendapatkan kejelasan dan tidak bingung mengenai pekerjaanya, on-the-job training adalah opsi yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut. On-the-job training menunjukkan secara jelas tugas dan tanggung jawab karyawan dan cara untuk menyelesaikannya.
7. Membangun hubungan baik sesama karyawan
Terjalinnya hubungan yang baik antar karyawan | Foto oleh Edmond Dantès dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-kantor-pertemuan-kelompok-8554067/
Melalui on-the-job training, karyawan baru bisa bertemu dengan rekan kerjanya secara langsung dan menjalin komunikasi yang baik hingga nantinya bisa menjadi lebih akrab dan solid. Hal ini bisa mencipatkan rasa kekeluargaan dan bahkan bertanya satu sama lain meskipun masa pelatihan belum berakhir. Tidak hanya itu saja, karyawan juga menjadi lebih mengetahui berbagai macam departemen di perusahaan dan sekaligus mengembangkan keahliannya.
8. Mendapatkan pelatihan langsung dari ahli
Pelatihan diberikan langsung oleh ahlinya | Foto oleh Jules Amé dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-kantor-pertemuan-kelompok-3184374/
Proses transfer pengetahuan melalui on-the-job training biasanya dilakukan oleh para karyawan perusahaan yang sudah ahli dan mengetahui banyak hal di bidangnya. Melalui cara ini, karyawan bisa mendapatkan pengalaman dan arahan langsung dari ahli dan pengetahuan yang mereka dapatkan bisa melekat dalam diri mereka untuk waktu yang lama, bahkan ketika suatu saat mereka memutuskan untuk keluar dari perusahaan. Umumnya, cara ini disebut oleh karyawan sebagai manajemen pengetahuan.
9. Menarik perhatian calon karyawan baru
Menarik lebih banyak perhatian calon karyawan baru | Foto oleh Kampus Production dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/kantor-bekerja-tablet-bisnis-8190826/
On-the-job training memungkinkan perusahaan untuk menemukan orang-orang yang tepat untuk mengerjakan pekerjaan tersebut karena mereka menunjukkan kemampuannya selama masa pelatihan. Selain itu, dengan memberikan on-the-job training kepada karyawan, maka perusahaan bisa menarik perhatian calon karyawan baru. Alasannya adalah karena mereka tahu bahwasannya mereka bisa menggunakan waktu bekerjanya dengan maksimal dan menilai kemampuan mereka selama masa pelatihan.
Singkatnya, on-the-job training bisa dijadikan opsi yang tepat untuk mengenalkan karyawan baru utamanya kepada tugas-tugas, tanggung jawab, proses-proses yang terjadi dalam perusahaan, hingga cara-cara dalam menyelesaikan pekerjaan melalui praktik atau simulasi secara langsung. Bahkan, berkat on-the-job training, karyawan bisa memotong waktu yang mereka butuhkan untuk menyesuaikan diri di tempat kerja.
Selain itu, on-the-job training merupakan pelatihan yang bisa menghemat biaya dan waktu. Apalagi, jika perusahaan memilih platform fitacademy.id yang menyediakan pelatihan kerja berbasis microlearning. Modul yang diajarkan dikemas dalam skala yang lebih kecil sehingga memudahkan proses belajar dan karyawan menjadi lebih fokus. Lalu, durasi setiap video cukup singkat berkisar antara satu hingga tiga menit sehingga lebih mudah diselesaikan. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa mengunjungi laman fitacademy.id