Belajar Lama, Hasilnya Kok Segini Aja?
Pernah nggak sih, kamu duduk di meja belajar berjam-jam tapi ujung-ujungnya malah scroll TikTok atau rebahan? Kalau iya, kamu nggak sendirian. Banyak mahasiswa ngalamin hal serupa: niatnya belajar serius, tapi baru buka buku 10 menit aja udah ngantuk. Itulah salah satu masalah belajar mahasiswa yang umum banget ditemuin.
Faktanya, survei dari Katadata Insight Center (2023) menunjukkan bahwa 62% mahasiswa di Indonesia mengaku kesulitan mempertahankan fokus belajar lebih dari 25 menit. Ini membuktikan, masalah belajar bukan cuma soal “malas”, tapi ada faktor yang lebih dalam. Yuk kita bahas satu-satu biar lebih jelas.

Kenapa Belajar Lama Bikin Cepat Bosan?
Otak manusia itu punya batas konsentrasi. Menurut riset dari National Center for Biotechnology Information, rentang fokus rata-rata orang dewasa muda hanya sekitar 20–30 menit. Jadi wajar aja kalau belajar lama bikin otak terasa “burn out”. Contoh sederhana: Bayangin kamu lagi nonton film berdurasi 3 jam. Di awal mungkin semangat, tapi di tengah jalan mulai cek HP, ngemil, atau bahkan ketiduran. Nah, hal yang sama juga terjadi saat belajar. Belajar lama = cepat bosan.Makanya, belajar modern sekarang lebih menekankan pada sesi singkat tapi rutin. Misalnya pakai teknik Pomodoro (25 menit belajar, 5 menit istirahat), atau pakai konsep microlearning.
Permasalahan yang Sering Terjadi pada Mahasiswa
Selain cepat bosan, ada banyak permasalahan lain yang sering menghantui proses belajar mahasiswa. Kadang kita nggak sadar, tapi sebenarnya faktor-faktor ini yang bikin kuliah terasa makin berat.
Distraksi Digital yang Susah Dikendalikan
Niat awal buka laptop buat ngerjain laporan, tapi jari otomatis ngeklik tab YouTube atau Instagram. “Ah, cuma 5 menit aja,” pikirnya. Tapi tahu-tahu udah 1 jam scroll timeline. Fenomena ini nyata banget, apalagi buat mahasiswa generasi digital native yang sehari-hari nggak bisa jauh dari gadget. Distraksi ini bikin waktu belajar yang seharusnya produktif malah terbuang percuma.Manajemen Waktu yang Buruk
Kebiasaan menunda itu racun yang sering dianggap sepele. Banyak mahasiswa baru sadar pentingnya manajemen waktu pas sudah mepet ujian atau deadline tugas. Akibatnya, mereka pakai sistem “SKS” alias Sistem Kebut Semalam. Masalahnya, belajar maraton kayak gini nggak efektif karena otak kewalahan menerima informasi dalam jumlah besar dalam waktu singkat.Sulit Memahami Materi Panjang
Siapa yang nggak kewalahan kalau dosen ngasih materi 100 slide tanpa ringkasan? Banyak mahasiswa akhirnya hanya “membaca sekilas” atau bahkan skip materi. Padahal, memahami konten panjang butuh strategi khusus. Kalau nggak, mahasiswa cenderung kehilangan motivasi di tengah jalan karena merasa “materi terlalu berat”.Kurangnya Motivasi Internal
Banyak mahasiswa belajar hanya karena takut nilai jelek atau sekadar memenuhi kewajiban. Motivasi eksternal ini cepat habis, apalagi kalau mata kuliahnya terasa jauh dari minat pribadi. Ketika motivasi internal nggak terbangun misalnya rasa ingin tahu, passion, atau tujuan jangka panjang belajar jadi terasa hambar.Tekanan Sosial dan Ekspektasi Lingkungan
Selain faktor individu, tekanan dari luar juga bisa jadi masalah. Mahasiswa sering merasa harus dapat IPK tinggi, aktif organisasi, dan sekaligus tetap punya kehidupan sosial yang seru. Ekspektasi yang menumpuk ini bikin belajar jadi terbebani, bukan sesuatu yang dinikmati.Lingkungan Belajar yang Tidak Kondusif
Bukan cuma distraksi digital, tapi juga distraksi lingkungan. Misalnya kos-kosan yang selalu ramai, teman sekamar yang hobi nonton drama Korea sambil nyalain speaker, atau keluarga yang sering minta bantuan meski kamu lagi belajar. Semua ini membuat konsentrasi buyar dan kualitas belajar menurun drastis.Tidak Ada Strategi Belajar yang Cocok
Setiap orang punya gaya belajar berbeda, ada yang lebih cepat paham lewat audio, ada yang visual, ada juga yang kinestetik. Sayangnya, sistem kuliah seringkali masih one-size-fits-all. Kalau mahasiswa nggak menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya, akhirnya materi sulit masuk dan proses belajar jadi terasa sia-sia.
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Kalau ditarik garis besar, ada tiga hal utama yang sering bikin mahasiswa kesulitan belajar. Pertama, faktor internal misalnya rasa malas, motivasi yang menurun, atau kondisi fisik yang nggak mendukung. Pernah nggak sih kamu mau belajar tapi ujung-ujungnya malah ketiduran? Nah, itu salah satunya.Kedua, faktor eksternal. Lingkungan yang terlalu berisik, distraksi media sosial, atau tugas yang datang bertubi-tubi dari banyak mata kuliah bisa bikin fokus buyar. Bahkan niatnya mau buka laptop buat ngerjain tugas, eh malah ke-scroll YouTube atau TikTok.Ketiga, metode belajar yang kurang tepat. Banyak mahasiswa maksa duduk berjam-jam di depan buku, padahal otak butuh jeda biar tetap segar. Kalau tiga faktor ini ketemu dalam satu waktu, hasilnya jelas: proses belajar jadi nggak efektif dan malah bikin frustrasi.
Indikator Kesulitan Belajar: Apa Tandanya?
Masalah belajar sebenarnya sering muncul tanpa kita sadari. Misalnya, kamu sudah baca materi berkali-kali tapi tetap nggak paham. Atau waktu belajar lebih banyak habis buat rebahan dibanding benar-benar fokus. Deadline tugas selalu dikejar di detik terakhir, nilai ujian malah turun meski sudah belajar lama, atau kamu cepat capek dan bosan setiap kali buka materi kuliah.Kalau kamu merasa relate dengan beberapa tanda ini, bisa jadi itu sinyal kalau strategi belajarmu perlu segera diubah.
Solusi: Aplikasi Belajar Online yang Bantu Atasi Rasa Bosan
Kabar baiknya, sekarang ada banyak cara baru buat belajar yang lebih seru. Salah satunya lewat aplikasi belajar online. Dibanding cara tradisional yang bikin ngantuk, aplikasi ini biasanya ngemas materi lebih ringkas dan interaktif. Ada video singkat, kuis seru, sampai modul yang bisa diakses kapan pun. Jadi, kamu bisa belajar sambil nunggu dosen masuk kelas atau di sela waktu istirahat. Salah satu contoh yang bisa dicoba adalah FitAcademy. Platform ini punya metode microlearning belajar singkat dalam 5–10 menit lengkap dengan kuis interaktif yang bikin materi lebih gampang diingat. FitAcademy juga cocok buat persiapan ujian, nambah skill baru, bahkan kasih sertifikat digital sebagai bukti pencapaianmu. Jadi, belajar nggak cuma lebih efektif, tapi juga ada hasil yang bisa ditunjukkan.
Jadi, jelas ya, masalah belajar mahasiswa itu nyata dan dialami banyak orang. Dari cepat bosan, sulit fokus, sampai manajemen waktu yang berantakan. Tapi bukan berarti nggak ada solusinya.Dengan tahu faktor penyebab, mengenali indikator kesulitan belajar, dan memanfaatkan aplikasi belajar online seperti FitAcademy, kamu bisa mengubah cara belajar jadi lebih efektif, fun, dan sesuai kebutuhan.