Belakangan ini kerja keras dan kerja cerdas ramai diperbincangkan oleh para pekerja, mulai dari pembahasan mana yang lebih efektif dan bagaimana penerapannya. Hal tersebut dikarenakan keduanya seringkali berbenturan di dunia kerja. Namun, manakah yang lebih efektif?
Beberapa orang mengatakan bahwa kerja cerdas lebih baik daripada kerja keras, hal tersebut dikarenakan kerja cerdas lebih sedikit menguras tenaga. Namun, dengan kerja cerdas saja belum tentu dapat membawa kita menuju kesuksesan bukan?
Seringkali kita juga mendengar kalimat “bekerjalah dengan cerdas bukan kerja keras”, namun apabila dengan kerja cerdas merupakan cara yang benar efektif, mengapa banyak dari kita yang masih mencurahkan tenaga kita demi mencapai sebuah keberhasilan?
Untuk menemukan jawaban dari semua pertanyaan tersebut, mari kita bahas lebih lanjut mengenai kerja keras dan kerja cerdas.
Kerja Keras vs Kerja Cerdas
Kerja keras vs kerja cerdas. Sumber: freepik.com
Bekerja keras dan bekerja cerdas sebenarnya adalah dua pendekatan yang sama-sama dapat mencapai kesuksesan dalam karier. Memilih pendekatan yang akan digunakan atau bahkan mengkombinasikan keduanya tergantung dengan industri, tujuan, dan preferensi kita. Untuk memudahkan, berikut penjelasan mengenai kerja keras dan kerja cerdas.
Kerja keras
Bekerja keras biasanya melibatkan upaya luar biasa dan membutuhkan dedikasi serta fokus yang tinggi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Karyawan yang bekerja keras biasanya cenderung menggunakan banyak energi untuk menyelesaikan tugasnya.
Dalam hal komitmen, kerja keras membutuhkan banyak pengabdian dan ketulusan dari pihak individu untuk mencapai tujuannya, tidak peduli seberapa sulit situasinya. Meskipun karyawan menghabiskan waktu berjam-jam di tempat kerja dan meninggalkan banyak momen dalam kehidupan mereka, mereka tetap saja berhasil.
Kendala yang seringkali dialami oleh para pekerja keras adalah mudahnya timbul perasaan bosan. Hal tersebut tidak lain dikarenakan kerja keras merupakan pola kerja umum yang monoton dan membutuhkan konsistensi serta usaha, sehingga membuatnya terasa membosankan dan menguras energi.
Baiknya seseorang yang bekerja dengan keras adalah mereka memiliki sikap gigih, tekun, dan konsisten untuk mencapai tujuannya. Mereka juga biasanya memiliki motivasi yang tinggi dalam menghadapi berbagai rintangan yang mungkin muncul.
Kerja cerdas
Menurut Allen F. Morgenstern, kerja cerdas semakin bersinar karena pekerja keras seringkali melakukan kesalahan yang disebabkan oleh fokus yang terlalu kuat. Mereka juga belajar secara menyeluruh tanpa mempertimbangkan batasan waktu.
Kerja cerdas menggunakan kecerdasan dan kemampuan berpikir analitis secara efektif, mereka tetap dapat mencapai tujuan dalam waktu yang jauh lebih singkat dengan penggunaan sumber daya energi yang minimum. Kerja cerdas membutuhkan pemahaman yang mendalam dan kuat mengenai tugas yang sedang dikerjakan sehingga membuat pekerjaan lebih sederhana dan memungkinkan kita untuk mencari cara yang lebih efektif untuk menyelesaikannya.
Kerja cerdas saat ini penting untuk dilakukan di tengah dunia yang serba canggih dan cepat. Melalui kerja cerdas, kita dapat mempercepat penyelesaian tugas dengan hasil maksimal dalam waktu yang lebih singkat. Tidak hanya itu, pemikiran kita juga akan dilatih untuk lebih rasional dan kreatif dalam mencapai tujuan. Kita akan belajar untuk mengidentifikasi cara yang efektif agar dapat mengurangi beban kerja sehingga waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan jauh lebih sedikit.
Secara umum, kerja cerdas melibatkan pengenalan konsep-konsep inovatif yang dipikirkan secara matang, mengetahui dimana kita akan menginvestasikan sumber daya yang dimiliki, dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan memiliki pengetahuan yang kuat akan keseluruhan aspek pekerjaan.
Untuk memudahkan, berikut contoh perbedaan penerapan kerja keras dan kerja cerdas
1. Dalam kerja keras, kita menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengerjakan sebuah proyek tanpa istirahat yang cukup dan tidak berfokus pada efisiensi cara yang dilakukan. Sementara dengan kerja cerdas, kita pandai dalam membagi waktu untuk bekerja dan istirahat sehingga terhindar dari kelelahan. Kita juga menggunakan cara seefisien mungkin sehingga proyek yang dilakukan dapat selesai dalam waktu yang lebih singkat.
2. Dalam kerja keras, kita mengerjakan suatu tugas hingga selesai meskipun itu berarti bekerja hingga larut malam. Sementara dengan kerja cerdas, kita dapat menilai skala prioritas dan pentingnya tugas tersebut. Apabila tidak mendesak, kita bisa melanjutkan pekerjaan di keesokan hari. Ternyata ungkapan “besok aja ngga sih?” tidak selalu bermakna buruk ya.
3. Biasanya dalam kerja keras, kita tetap mengerjakan suatu tugas meskipun tidak tahu pasti bagaimana cara untuk melakukannya dengan benar. Sementara dengan kerja cerdas, kita akan meluangkan waktu sebentar untuk mempelajari dan meneliti terlebih dahulu cara yang dibutuhkan sebelum mulai mengerjakannya. Meskipun terkesan membuang waktu di awal, cara tersebut akan lebih efisien dan menghemat waktu untuk jangka panjang. Apakah pembaca sekalian pernah menonton acara Masterchef Indonesia? jika iya pasti kalian pernah melihat para Chef menyarankan kepada peserta agar meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan masakan apa yang akan dibuat begitu pula metodenya. Meskipun waktu yang diberikan tetap sama, apabila mengetahui pasti alur masaknya mau bagaimana, kedepannya peserta dapat menggunakan waktu secara efisien. Seperti itulah gambaran dari kerja cerdas.
Mengenal Kunci Perbedaan Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Ketahui lebih dalam kunci perbedaan kerja cerdas dan kerja keras. Sumber: canva.com
Baik kerja keras maupun kerja cerdas, keduanya membutuhkan etos kerja yang kuat dan komitmen terhadap kualitas. Berikut rincian perbedaan utama antara kerja keras dan kerja cerdas.
1. Waktu
Kerja keras cenderung menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan suatu atau serangkaian tugas. Kerja cerdas menghabiskan waktu lebih singkat untuk menyelesaikan tugas (dengan jumlah dan kualitas yang sama). Sama halnya dengan kegiatan pelatihan karyawan, beberapa metode dikembangkan agar bisa lebih menghemat waktu. Contohnya metode microlearning yang sudah diterapkan oleh banyak platform pelatihan dan pembelajaran seperti fitacademy.id.
2. Kualitas vs. Kuantitas
Kerja keras seringkali berfokus pada kuantitas daripada kualitas. Sementara dalam kerja cerdas, kualitas dan kuantitas sama-sama diutamakan secara setara.
3. Proses
Dalam proses menyelesaikan suatu pekerjaan, kerja keras biasanya menyelesaikan sesuatu tanpa banyak berpikir bagaimana caranya. Sementara dalam kerja cerdas, kita akan memprioritaskan, mendelegasikan, dan meningkatkan manajemen waktu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4. Konsep
Ide dari kerja keras biasanya berasal dari praktik merancang sebuah teknik untuk kemudian dapat diikuti selangkah demi selangkah dalam mencapai tujuan yang sama (bersifat berulang). Strategi ini sudah terbukti bermanfaat bagi bisnis dan efektif untuk memastikan kepuasan klien. Di sisi lain, kerja cerdas bersifat eksperimental, sehingga dapat menjadi pendorong pertumbuhan dan inovasi perusahaan.
5. Kepribadian Pekerja
Pekerja yang cerdas biasanya lebih inovatif dan berpikiran bebas, sehingga orang lain seringkali menganggap mereka cocok untuk menjadi seorang pemimpin. Bagi individu yang menyukai pekerjaan yang sudah terarah dan dipandu oleh sistem, bekerja keras mungkin adalah pilihan yang lebih unggul. Hal itu dikarenakan kerja keras biasanya menggunakan metode yang bersifat berulang seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, sehingga dapat membuat seseorang menjadi ahli.
Menerapkan Kerja Cerdas Dalam Bekerja
Membuat skala prioritas adalah salah satu contoh kerja cerdas. Sumber: canva.com
Mungkin kita sudah tidak asing dengan bekerja keras dan ingin meningkat diri dengan belajar bagaimana penerapan kerja secara cerdas. Untuk itu, berikut beberapa tips untuk melakukan kerja cerdas.
1. Belajar cara mengatur waktu dan skala prioritas, mengerjakan banyak tugas dalam waktu yang sama atau bahkan berdekatan kurang efektif untuk dilakukan. Kamu akan menjadi tidak fokus dan pada akhirnya, tidak ada pekerjaan yang selesai secara maksimal.
2. Jangan selalu mengerjakan tugas sendirian, apabila memungkinkan untuk meminta bantuan orang lain untuk mengerjakannya, maka jangan sungkan. Terkadang, bekerja secara tim juga efektif untuk menyelesaikan sebuah tugas.
3. Buatlah rencana yang harus kamu lakukan pada hari itu, kegiatan ini disebut dengan merancang sebuah to do list. Tidak perlu terlalu banyak, fokus pada 5 poin yang paling penting dan jalani tugas berat di awal hari pada saat pikiran dan tenaga masih segar.
4. Eksplorasi berbagai macam metode untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, jangan monoton terpaku pada satu metode saja. Kami bisa menggunakan metode microlearning seperti yang ditetapkan oleh platform pelatihan dan pembelajaran fitacademy.id.
5. Terapkan pola pikir berkelanjutan, berusahalah untuk selalu meningkatkan keterampilan dan dapatkan juga pengetahuan baru. Hal tersebut bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai aspek dan bidang pekerjaan. Semakin banyak pengetahuan, semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk mengatasi sesuatu dan memudahkan kita untuk menemukan solusi cerdas.
6. Fleksibel dalam beradaptasi apabila situasi pada pekerjaan tidak berjalan sesuai rencana.
7. Jadilah individu yang lebih inovatif dan kreatif.
Mengkombinasikan Kerja Keras dan Kerja Cerdas
Mengkombinasikan kerja keras dan kerja cerdas. Sumber: freepik.com
Jika mencari tahu mana yang lebih baik antara kerja keras dan cerdas, jawabannya adalah tidak ada. Keduanya memiliki kelebihan tergantung pada bidang pekerjaan dan tujuannya. Justru, akan lebih efektif apabila kita mengkombinasikan keduanya. Lalu bagaimana cara melakukan kerja keras dan kerja cerdas secara beriringan?
Kerja keras cocok dilakukan untuk kamu yang memiliki ambisi besar, kerja keras akan memberikan dorongan kepada kita untuk selalu bertindak dan berusaha. Kerja keras akan membuat kita bertindak semaksimal mungkin apapun yang kita bisa untuk mencapai yang kita inginkan.
Kerja keras sangat penting untuk menjaga fokus kita pada tugas yang sedang dikerjakan. Setiap karyawan yang memulai sebuah proyek dengan mengerahkan kerja kerasnya, akan bertahan menjadi kerja cerdas pada saat dia mulai mencari jalan pintas dan strategi dalam proses penyelesaian tugasnya.
Kita harus dapat bekerja keras dan cerdas jika ingin mencapai tujuan. Kerja keras mengharuskan kita dalam mengejar tujuan bagaimanapun situasinya, kerja cerdas akan membantu kita untuk menghemat waktu dan memungkinkan langkah kita lebih terorganisir. Dengan banyaknya persaingan di setiap bidang, bekerja keras dan cerdas adalah kebutuhan saat ini.
Itu dia penjelasan mengenai kerja keras dan kerja cerdas, pada dasarnya kerja keras dan kerja cerdas bermanfaat pada bidangnya masing-masing. Akan lebih bermanfaat lagi jika kita terbiasa melakukan kerja keras dan cerdas secara seimbang. Jika kamu mencari contoh lain mengenai kerja keras vs. kerja cerdas, kamu bisa membaca kisah yang cukup populer dan hampir semua orang tahu, yaitu “Burung Gagak dan Kendi”.