Dalam proses pembuatan video rancangan pembelajaran Anda memerlukan acuan untuk menyusun konsep agar dapat menyampaikan informasi secara jelas dan teratur. Untuk melakukan hal ini, Anda memerlukan storyboard sebagai alat untuk menyusun konsep antara Anda dan tim. Di dalam artikel ini, ada beberapa hal umum yang dapat menjadi acuan storyboard Anda.
Pertimbangkan Audiens dan Pendekatan
Setiap storyboard yang baik dibangun berdasarkan analisis yang mungkin telah Anda lakukan atau belum. Melewatkan analisis seringkali mengakibatkan pemborosan waktu dan sumber daya, tetapi banyak tim langsung masuk ke konten tanpa pertimbangan.
Karena pendekatan terhadap analisis dan penetapan tujuan bervariasi, kita akan menjelajahi pendekatan paling umum untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran di sini: action mapping.
Jika Anda menggunakan proses action mapping Cathy Moore, maka Anda akan bekerja dengan subject matter expert (SME) untuk membuat action mapping. action mapping tersebut menguraikan tindakan yang harus dilakukan audiens untuk mencapai tujuan bisnis tertentu. Anda merancang storyboard dan pengalaman eLearning Anda untuk memastikan bahwa audiens berlatih melakukan tindakan-tindakan tersebut. Jika Anda tidak tahu proses perancangan pembelajaran mana yang harus digunakan dan ingin berdampak pada tujuan bisnis yang dapat diukur, maka pendekatan action mapping dapat membantu Anda.
Jika Anda atau tim Anda menggunakan pendekatan yang lebih tradisional, maka Anda akan menulis tujuan pembelajaran dengan bekerja dengan konten yang sudah ada atau SME. Tujuan pembelajaran ini mencantumkan segala sesuatu yang akan mampu dilakukan oleh audiens pada akhir pengalaman pembelajaran. Setelah Anda memilih tujuan pembelajaran, Anda akan merancang storyboard sehingga konten, aktivitas, dan pertanyaan penilaian sejalan dengan tujuan tersebut.
Terakhir, jika Anda memiliki hasil analisis, maka Anda akan menulis storyboard dengan informasi ini sebagai panduan. Jika Anda mulai membuat storyboard tanpa mengidentifikasi kebutuhan audiens Anda, maka akan jauh lebih sulit untuk mengembangkan solusi yang efektif.
Tentukan Tujuan dan Target Storyboard
Langkah kedua adalah menentukan siapa yang menjadi target penulisan storyboard Anda. Sebuah storyboard yang akan Anda kembangkan untuk diri sendiri akan tampak sangat berbeda dari sebuah storyboard yang akan Anda tampilkan kepada klien atau serahkan kepada pengembang yang berbeda. Hal ini menunjukkan pentingnya membuat storyboard dengan mempertimbangkan kebutuhan pemangku kepentingan dan tim Anda.
Pada jenis storyboard untuk acuan dan pengembangan Anda dan tim anda tidak perlu persetujuan dan hanya memerlukan penyesuaian terhadap kebutuhan Anda. Anda dapat membuat storyboard untuk membimbing pengembangan Anda sendiri. Ini dapat membantu Anda memastikan bahwa semua aktivitas, konten, dan penilaian sejalan dengan tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan tersebut. Membuat storyboard juga dapat membantu Anda menghindari pekerjaan ulang yang memakan waktu di masa mendatang. Lebih mudah untuk membuat perubahan pada dokumen berbasis teks daripada pada proyek eLearning yang sudah dikembangkan sepenuhnya.
Storyboard untuk klien memiliki ketentuan berbeda. Ketika bekerja dengan klien atau pemangku kepentingan internal, storyboard adalah cara utama untuk mencari umpan balik dan persetujuan. Untuk tujuan ini, storyboard Anda harus dengan jelas mengkomunikasikan bagaimana produk akhir akan terlihat dan berfungsi. Tingkat detail dapat bervariasi berdasarkan situasi Anda. Jika Anda menyajikan storyboard kepada klien dalam pertemuan, mungkin dapat kurang detail. Anda bisa membimbing mereka melalui proyek dan menjawab pertanyaan yang mungkin mereka miliki.
Dalam proses pembuatan storyboard untuk klien, jika Anda tidak ada di sana untuk mengatasi kekhawatiran klien, maka Anda perlu memastikan bahwa mereka dapat dengan mudah memahami proyek.
Storyboard juga dapat membantu untuk developer
Ketika Anda membuat storyboard untuk developer, Anda perlu mempertimbangkan bahwa mereka mungkin tidak tahu banyak tentang rancangan pembelajaran. Storyboard Anda harus memudahkan pekerjaan pengembang sebanyak mungkin. Pada bagian berikut, Anda akan mempelajari cara menyajikan konten eLearning sehingga pengembang dapat dengan mudah memahami seperti apa proyek akhir akan terlihat.
Elemen dan Pembuatan Storyboard
Setiap storyboard adalah kumpulan dari berbagai elemen. Elemen-elemen ini dapat mencakup gambar, berkas audio, atau catatan pemrograman untuk pengalaman eLearning Anda. Setelah Anda mengetahui elemen yang dibutuhkan, Anda dapat dengan cepat menyusunnya ke dalam template storyboard yang sesuai dengan kebutuhan proyek Anda.
Hal-hal umum yang biasa digunakan dalam storyboard ada On Screen Text atau teks yang akan ditampilkan di layar untuk audiens. Elemen lain yang akan secara visual ditampilkan ke audiens adalah animasi dan gambar pendukung. Selain itu, jika dalam video pembelajaran Anda terdapat voice over, maka anda dapat menaruh transkrip dalam storyboard.
Jenis storyboard juga tidak hanya satu. Dalam pembuatannya, Anda dapat menyesuaikan jenis yang akan anda untuk video pembelajaran Anda sesuai kebutuhan.
Kesimpulan
Pembuatan storyboard adalah salah satu keterampilan paling dibutuhkan untuk berkembang sebagai seorang perancang pembelajaran. Jika Anda mampu membuat storyboard yang jelas dan mudah diikuti, maka Anda akan memberikan nilai tambah kepada tim perancang pembelajaran.