Setiap tanggal 1 Oktober, suasana di sekolah dan kampus biasanya terasa berbeda. Bendera merah putih berkibar, lagu kebangsaan dinyanyikan dengan khidmat, dan upacara digelar serentak. Momen ini dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila.Buat sebagian orang, mungkin terasa seperti sekadar rutinitas tahunan. Tapi coba deh bayangin: kenapa negara kita sampai menetapkan satu hari khusus untuk memperingati kesaktian Pancasila? Apalagi buat kita, generasi muda yang lahir dan tumbuh di era digital, apa sih makna sebenarnya dari peringatan ini?
Yuk, kita bahas lebih dalam.
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila
Sebelum ngomongin makna dan relevansinya, kita perlu flashback sedikit. Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober sebagai penanda bahwa ideologi Pancasila berhasil dipertahankan dari ancaman kudeta G30S/PKI pada tahun 1965.Saat itu, kondisi Indonesia lagi genting. Ada percobaan kudeta yang bisa saja menggoyahkan dasar negara. Tapi akhirnya, Pancasila tetap berdiri tegak sebagai ideologi bangsa, dan sejak itulah 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.Dulu, Hari Kesaktian Pancasila identik dengan upacara di sekolah atau siaran televisi tentang Monumen Pancasila Sakti. Tapi sekarang, generasi muda bisa merayakannya lewat cara berbeda, misalnya bikin konten edukatif di TikTok, Instagram, atau podcast. Bahkan banyak komunitas kampus mengadakan diskusi tentang Pancasila di era digital. Ini bukti bahwa Pancasila tetap hidup, bukan hanya di buku sejarah, tapi juga di ruang digital tempat generasi muda berinteraksi
Jadi, momen ini bukan hanya peringatan sejarah, tapi juga pengingat bahwa persatuan bangsa nggak boleh goyah walau ada tantangan sebesar apa pun.
Makna Hari Kesaktian Pancasila
Kalau dulu ancamannya datang dari kudeta bersenjata, sekarang tantangannya bisa hadir lewat hal-hal yang lebih halus: perpecahan di media sosial, berita hoaks yang memecah belah, atau sikap intoleran yang bikin harmoni masyarakat terganggu. Di sinilah makna Hari Kesaktian Pancasila jadi relevan. Ini bukan sekadar upacara atau formalitas, tapi momentum untuk:
-
Menjaga persatuan bangsa.
-
Mengingat kembali bahwa Pancasila adalah pondasi Indonesia.
-
Melatih diri agar nggak mudah goyah dengan isu-isu yang bisa memecah belah.
Buat generasi muda, makna ini terasa lebih penting karena kitalah yang akan jadi garda terdepan membawa Indonesia ke masa depan.
Relevansi Pancasila untuk Generasi Muda
Generasi sekarang punya tantangan berbeda dibanding era orang tua kita dulu. Kalau dulu tantangannya fisik, sekarang banyak tantangan datang lewat layar HP kita.Menurut survei Katadata Insight Center (2023), lebih dari 60% generasi muda di Indonesia pernah terpapar hoaks di media sosial, dan banyak di antaranya kesulitan membedakan mana informasi yang benar dan salah. Nah, di sinilah nilai Pancasila bagi generasi muda berperan penting.
-
Nilai gotong royong bisa bikin kita lebih peduli dengan sesama, bukan sibuk menyebar kebencian.
-
Nilai persatuan bisa jadi filter biar nggak gampang terpecah cuma karena beda pendapat di medsos.
-
Nilai keadilan bisa bikin kita lebih objektif dalam menilai informasi.
Kalau Pancasila kita bawa ke dunia digital, otomatis kita jadi lebih bijak, lebih kritis, dan lebih dewasa dalam bersikap.
Refleksi di Era Digital
Coba bayangkan, setiap hari kita terhubung dengan ribuan orang lewat media sosial. Ada yang beda agama, beda suku, beda pandangan politik. Kalau nggak ada nilai yang jadi pegangan, gampang banget muncul konflik.
Di sinilah Hari Kesaktian Pancasila di era digital punya arti lebih luas:
-
Dalam bermedia sosial → Pancasila bisa jadi “filter” sebelum kita posting atau komen sesuatu.
-
Dalam bekerja dan belajar → Pancasila mengingatkan kita pentingnya kolaborasi dan saling menghargai.
-
Dalam kehidupan sehari-hari → Pancasila menuntun kita buat tetap solid meski hidup di tengah perbedaan.
Contoh nyata? Waktu pandemi kemarin, banyak komunitas digital terbentuk untuk saling bantu. Ada yang galang dana lewat platform online, ada juga yang bikin kelas gratis untuk bantu adik-adik sekolah. Itu bukti bahwa nilai Pancasila masih hidup dan relevan banget di era digital. Namun ada tantangan yang perlu diperhatikan, bukan lagi perang fisik, melainkan perang informasi. Di media sosial, kita sering ketemu hoaks, ujaran kebencian, atau komentar negatif yang bisa memicu konflik. Nah, di sinilah nilai Pancasila jadi filter penting: mengajarkan kita untuk berpikir kritis, menjaga toleransi, dan tetap mengutamakan persatuan meski berbeda pendapat.
Hari Kesaktian Pancasila bukan cuma cerita sejarah, tapi juga pengingat bahwa Pancasila adalah pondasi bangsa yang harus terus kita jaga. Buat generasi muda, khususnya mahasiswa, ini momen buat refleksi: apakah kita sudah benar-benar membawa nilai Pancasila dalam hidup sehari-hari, termasuk di dunia digital?
Ingat, tantangan zaman boleh berubah, tapi nilai persatuan, toleransi, dan gotong royong nggak boleh luntur. Jadi, jadikan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2025 sebagai pengingat bahwa Pancasila bukan sekadar simbol, tapi pedoman hidup.